Pageviews
Popular Posts
-
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama te...
-
Senja hari menjelang matahari kembali pada peraduannya, saya duduk di sebuah kursi taman. Rindangnya pepohonan membuat sejuk kota dengan...
-
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan da...
-
Produktif, ga mau diem, pecicilan atau apapun itu istilahnya untuk menggambarkan kalau saya ga bisa berdiam diri di kosan, hingga liburan s...
-
Manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, rencana Allah jauh lebih indah. Re...
-
30 Agustus 2015, pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Pandeglang, terdengar nama saya berada terselip diantara sebuah kalimat paling sak...
-
Lanjutan part 1 ... Setalah pilihan ditentukan, kini saatnya bagi saya untuk fokus menggapai impian. Semua akan tercapai jika kita mampu...
-
Entah kenapa tiba-tiba terbesit di masa depan nanti, jika kelak memiliki putra/putri ingin menjadi seorang " Full-Time Mother ...
-
Merangkai serpihan mimpi untuk menjadikan impian yang sempurna. Bukanlah sebuah perjuangan yang sia-sia tak kala setiap puing-puing perju...
-
Sepertinya hampir semua orang tau dimana dan apa itu kampung inggris. Suatu daerah yang menjadi tujuan manusia dengan berbagai profesi dan...
About
About Me
Search Me
Monday, 8 April 2013
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga
masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama
tersebut pemberian dari kakek tersayang dengan doa dan harapan yang besar dari
arti kata Aisyah. Aisyah adalah nama yang cukup terkenal karena Aisyah r.a.
adalah nama dari istri Nabi Muhammad SAW sang parameter kehidupan umat muslim
di dunia. Maka dari itu, kakek saya tidak ingin menambahkan nama apapun di
depan ataupun di belakang nama saya. Namun ketika masuk sekolah dasar wali
kelas saya secara tidak sengaja menambahkan nama pada raport dan ijazah SD.
Alhasil, nama saya menjadi Siti Aisyah. Sebenarnya ga begitu rugi dengan
penambahan nama di depan karena sejak saat itu absen saya di sekolah jadi
mundur beberapa langkah dari abjad A menjadi S. Sehingga setiap ada hafalan
Al-Quran maupun Hadist di sekolah ada harapan untuk saya siap-siap berkomat
kamit sebelum maju ke depan kelas.
Saya lahir di Pandeglang (Banten) hari Jumat
29 Maret 1991 tepatnya di bulan Ramadhan (orang tua saya bilang hijriyahnya tanggal 13
Ramadhan, jika tidak salah perhitungan) menjelang para kaum adam menjalankan
sholat jumat, karena saya dilahirkan di siang bolong makanya saya tidak suka
kegelapan (fakta). Saya anak pertama dari tiga bersaudara, adik pertama saya
bernama Shofa Shofiati kelahiran 24 Mei 1993 dan yang terakhir Lulu Ilmaknun
Salsabila lahir pada tanggal 7 Januari 2001.
Saat Sekolah Dasar di SDN Pandeglang 14 saya
tergolong siswi yang pemalu, tidak banyak bicara dan pendiam. Namun, sepertinya
ada yang salah dari penilaian guru-guru di sana. Selama di SD saya selalu terpilih
untuk mengikuti lomba paduan suara, cerdas cermat, sinopsis cerita, pramuka
siaga dan lomba puisi. Prestasi saya juga lumayan tidak memalukan dengan selalu
menempati peringkat 3 besar dan kadang sesekali naik ke peringkat pertama namun
bukan di caturwulan ketiga sehingga saat peringkat pertama tidak naik ke atas
panggung untuk mendapatkan hadiah *lho?
Sekolah lanjutan pertama saya bukan di
sekolah umum tapi di MTsN Model Pandeglang 1 sehingga ada tambahan ilmu agama
yang saya pelajari. Prestasi saya di bidang akademik saat itu kurang meningkat
karena saya asik mengikuti berbagai organisasi sehingga tugas-tugas saya banyak
yang keteteran. Tapi saat masuk sekolah menengah atas semua terbalik, saya
sekolah di MAN Model 2 Serang, alhamdulillah saya bisa masuk kelas excellent dengan jumlah siswa 26 dalam 1
kelas dengan didampingi oleh 2 guru disetiap mata pelajarannya dan proses
belajar mengajar sampai jam 16.00 WIB, sehingga hal ini yang mampu mengantarkan
saya masuk ke PTN di Universitas Diponegoro melalui Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Sebenarnya cita-cita saya ingin menjadi
seorang dokter makanya sebelum SNMPTN berlangsung saya sempat mengikuti UMB
untuk masuk ke kedokteran, namun Allah lebih tau apa yang kita butuhkan bukan
yang kita inginkan. Untuk menghibur kekecewaan hati saya karena ga tercapai
masuk kedokteran sang guru pembimbing bilang “mungkin kamu sekarang ga jadi
dokter, tapi semoga aja suaminya nanti dokter” (mmmmm…amin J). Di undip
saya masuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan ternyata Allah benar-benar
memilihkan yang terbaik untuk hambanya. Saya merasa bersyukur masuk jurusan
perikanan karena banyak hal di dunia ini yang baru saya ketahui saat masuk ke
dunia perikanan. Alam ini memang indah, habitat dan potensi yang dimiliki
Indonesia memang luar biasa terutama bidang perikanan dan kelautan. Amazing
Banyak hal yang saya pelajari saat di bangku
kuliah, semua itu yang menjadikan diri saya seperti saat ini. Saat dimana saya
sadar akan semua yang terjadi adalah sebuah pelajaran menuju kedewasaan. Saya belajar
tentang kemandirian, pengertian, perhatian, kesabaran, persahabatan, kesedihan,
cinta, pengabdian dan pengorbanan. Terima kasih Tuhanku, Allah SWT. Innallaha
ma’ana
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
1 comments:
Saya tidak di hitung yaah,,??
O ya sudah.. CTA
-___-"
Post a Comment