Pageviews
Popular Posts
-
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama te...
-
Senja hari menjelang matahari kembali pada peraduannya, saya duduk di sebuah kursi taman. Rindangnya pepohonan membuat sejuk kota dengan...
-
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan da...
-
Produktif, ga mau diem, pecicilan atau apapun itu istilahnya untuk menggambarkan kalau saya ga bisa berdiam diri di kosan, hingga liburan s...
-
Manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, rencana Allah jauh lebih indah. Re...
-
30 Agustus 2015, pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Pandeglang, terdengar nama saya berada terselip diantara sebuah kalimat paling sak...
-
Lanjutan part 1 ... Setalah pilihan ditentukan, kini saatnya bagi saya untuk fokus menggapai impian. Semua akan tercapai jika kita mampu...
-
Entah kenapa tiba-tiba terbesit di masa depan nanti, jika kelak memiliki putra/putri ingin menjadi seorang " Full-Time Mother ...
-
Merangkai serpihan mimpi untuk menjadikan impian yang sempurna. Bukanlah sebuah perjuangan yang sia-sia tak kala setiap puing-puing perju...
-
Sepertinya hampir semua orang tau dimana dan apa itu kampung inggris. Suatu daerah yang menjadi tujuan manusia dengan berbagai profesi dan...
About
About Me
Search Me
Sunday, 7 April 2013
DREAM, satu kata
yang sangat bermakna dan mampu mengubah dunia. Semua manusia mampu bermimpi
tetapi hanya sedikit dari mereka yang berani membuatnya menjadi nyata dan
menghasilkan makna yang berarti bagi kehidupannya. Bagi saya, mimpi adalah
hutang yang harus saya penuhi, kewajiban yang harus saya tunaikan dan cita-cita
yang harus saya gapai. Proses menuju impian yang nyata seperti perjalanan menakjubkan dalam memori fiksi
kehidupan. Tanggal 17 Juli 2012, hari dimana wisuda saya dilaksanakan. Setelah
hari itu, impian saya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan
menjadi seorang tenaga pendidik di tingkat perguruan tinggi harus tertunda.
Keinginan saya mewujudkan impian
tertunda sementara demi harapan keluarga untuk menjaga dan memajukan yayasan
pendidikan yang ada di lingkungan kami. Dan saya menerima keputusan tersebut
dengan lapang dada. Tidak menunggu waktu lama untuk merubah diri dari status
mahasiswa menjadi pribadi yang berbeda dan bisa terjun ke dunia baru dalam kehidupan
nyata, menjadi seorang guru muda di sebuah sekolah swasta rintisan keluarga.
Sekolah yang terdiri dari siswa-siswi remaja yang mengenakan seragam putih
abu-abu. Dalam hati berkata “kenapa tidak?”. Ternyata sesuai perkiraan, kami
bisa menjadi teman terutama bagi kelas XI dari 3 kelas lain yang saya bimbing. Seiring
berjalannya waktu tak terasa 92 hari telah berlalu.
Hal
baru dalam kehidupan saya muncul. Saat itu, berangkat dari ketidaksengajaan, dimana
kebiasaan bermain media sosial sebelum tidur adalah suatu rutinitas yang jarang
saya tinggalkan. Malam itu secara tidak sengaja melihat akun yang menawarkan
lowongan pekerjaan dari suatu perbankan terbesar di Indonesia dengan lambang
pita emas pada logonya, dengan rasa penasaran saya buka link-nya dan tertera
penempatan yang tersedia diantaranya kota yang dekat dengan tempat saya tinggal.
Setelah dilihat lebih rinci ternyata recruitment-nya
ditutup esok hari. Keesokan harinya saya apply
data melalui “lowongan online”. Saat
itu yang ada dibenak saya ingin memiliki kegiatan diluar jadwal mengajar,
karena jadwal mengajar yang masih sedikit yang membuat saya mencari kegiatan
lain tanpa meninggalkan kegiatan sebagai seorang guru. Saya pikir jika keterima
dan mulai bekerja, saya akan memindahkan jadwal mengajar ke hari sabtu, disisi
lain tempat bekerjanya pun tidak jauh dari tempat saya tinggal sehingga harapan
saya semua bisa ditangani.
Tepat
1 minggu setelah apply lowongan online, Alhamdulillah saya mendapatkan
panggilan untuk interview awal ke
Jakarta. Pengumuman hasil interview
dilakukan saat itu juga dan alhamdulillah maju ke tahap selanjutnya. Hingga
akhirnya tahap demi tahap saya jalani dan mampu mencapai garis final.
Penandatanganan kontrak telah dilakukan, training telah dijalani dan penempatan
telah ditentukan sesuai dengan domisili saya. Alhamdulillah semua sesuai
harapan. Kehidupan baru kembali dilakukan, hari senin hingga jumat saya bekerja
di sebuah perusahaan perbankan dari pagi hingga menjelang petang bahkan malam.
Hari sabtu saya mengajar anak-anak didik saya dari pagi hingga sore dan minggu
adalah hari libur bagi saya. Rutinitas baru ini membuat saya kembali mengatur
energi yang saat kuliah dulu sudah dibentuk dengan berbagai kegiatan serta
tugas laporan, semua tekanan fisik dan mental saat di bangku kuliah ternyata
bermanfaat di dunia kerja.
Setelah beberapa bulan kemudian,
kejutan baru hadir dalam kehidupan saya, saat rutinitas bekerja mulai terbiasa
dan membuat lengah tujuan impian saya. Tiba-tiba komunikasi kembali terjadi
dengan dosen pembimbing saya saat di bangku kuliah dan beliau menawarkan saya untuk
melanjutkan S2 di kampus tempat saya menyelesaikan S1 dan merekomendasikan
beasiswa ke Negeri Sakura jika saya mampu mencapai target skor TOEFL ITP yang
ditentukan. Saat itu saya seperti diingatkan kembali akan cita-cita dan impian
yang hampir saja terhempas oleh rutinitas sebagai calon wanita karir.
Sempat mengalami dilema dalam
menentukan pilihan antara mewujudkan impian atau melanjutkan yang telah
dikerjakan. Dalam hal ini kedua orang tua dan adik-adik saya adalah faktor
utama dalam menjalani hidup dan semuanya menyetujui apapun pilihan saya yang
terpenting adalah sertakan Allah dalam menentukan pilihan. Memang benar
mendapatkan pekerjaan itu tidak mudah karena kita berkompetisi dengan ribuan
warga Negara Indonesia yang sedang bersusah payah mencari pekerjaan. Tapi
sekali lagi, hidup adalah pilihan. Saya berusaha melakukan pekerjaan yang hati
saya sukai dan tentunya disukai Allah. Bekerja sesuai dengan keinginan hati
akan lebih mudah dijalani dan tidak merasa terbebani.
Pilihan telah ditentukan, atas dasar
Bismillah (Dengan Nama Allah) saya pilih untuk mewujudkan impian saya. Keluarga
saya paham akan pilihan yang saya ambil karena pengambilan keputusan ini atas
dasar diskusi bersama. Tapi entahlah dengan pendapat orang lain yang mendengar
tentang keputusan ini. Bagi saya, kehidupan ini saya yang jalani bukan orang
lain, setiap orang punya jalannya masing-masing untuk menggapai impian dan
kesuksesan. Skenario Allah untuk setiap orangpun berbeda. Saya berusaha jalan
kedepan tanpa melihat kebelakang. Tujuan saya ingin sukses di Jalan Allah
dengan menempuh pilihan yang di Ridhoi-Nya dengan membahagiakan kedua orang tua
dan keluarga yang saya sayangi serta mampu berbagi dengan orang sekitar dan
bisa mewujudkan impian yang menjadi harapan saya.
I HOPE I CAN GET IT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment