Pageviews
Popular Posts
-
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama te...
-
Senja hari menjelang matahari kembali pada peraduannya, saya duduk di sebuah kursi taman. Rindangnya pepohonan membuat sejuk kota dengan...
-
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan da...
-
Produktif, ga mau diem, pecicilan atau apapun itu istilahnya untuk menggambarkan kalau saya ga bisa berdiam diri di kosan, hingga liburan s...
-
Manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, rencana Allah jauh lebih indah. Re...
-
30 Agustus 2015, pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Pandeglang, terdengar nama saya berada terselip diantara sebuah kalimat paling sak...
-
Lanjutan part 1 ... Setalah pilihan ditentukan, kini saatnya bagi saya untuk fokus menggapai impian. Semua akan tercapai jika kita mampu...
-
Entah kenapa tiba-tiba terbesit di masa depan nanti, jika kelak memiliki putra/putri ingin menjadi seorang " Full-Time Mother ...
-
Merangkai serpihan mimpi untuk menjadikan impian yang sempurna. Bukanlah sebuah perjuangan yang sia-sia tak kala setiap puing-puing perju...
-
Sepertinya hampir semua orang tau dimana dan apa itu kampung inggris. Suatu daerah yang menjadi tujuan manusia dengan berbagai profesi dan...
About
Blog Archive
About Me
Search Me
Tuesday, 20 August 2013
Yes, akhirnya bisa nulis lagi, janji saya
yang akan bercerita tentang pengalaman belajar di kampung inggris akan saya share sekarang. Saya yakin hampir setiap
orang di Indonesia terutama kalangan pelajar (siswa/mahasiswa) pernah mendengar
bahkan tahu atau berpengalaman belajar di Kampung Inggris, Pare – Kediri.
Sebelumnya saya pernah tulis sedikit secara umum tentang kampung inggris ini.
Namun yang ingin saya tulis di sini terkait pengalaman belajar di sana.
Kegiatan belajar di Pare dimulai setiap
tanggal 10 dan 25 disetiap bulannya. Lebih baik mengambil tanggal 10 untuk memulai
kegiatan belajarnya karena tanggal 25 bagi saya merupakan tanggal yang
‘tanggung’ hanya untuk 2 minggu ke depan saja. Disarankan untuk survey terlebih
dahulu sebelum mengambil program dan menentukan tempat tinggal karena banyak
sekali macam program dan camp atau boarding house di Pare. Sebelum saya ke
Pare dan menentukkan program apa saja yang akan saya ambil, terlebih dahulu
saya tanyakan kepada beberapa teman yang memiliki pengalaman belajar di sana.
Setelah saya dapatkan informasi mengenai tempat yang recomended untuk kebutuhan saya maka saya putuskan untuk mengambil
program Pre-TOEFL di Elfast dan tinggal di camp
Zeal Girl 2 (English area). Program dan camp-nya
sudah di booking-kan oleh teman saya
yang di Pare sehingga ketika saya ke sana semua sudah terkendali.
Saya berangkat dari Banten menuju Semarang
terlebih dahulu untuk silaturahim dengan sahabat saya J.
Transportasi yang saya gunakan untuk ke Pare dari Semarang dengan menggunakan
travel, salah satu keuntungan menggunakan travel yaitu langsung diantarkan ke
tempat tujuan sehingga tidak perlu repot-repot mencari alamat sendiri (terutama
untuk pemula bagi saya yang tidak tahu lokasi). Saya hanya memberikan alamat camp kepada driver yang akan menjadi tujuan saya tinggal di Pare.
Berangkat dari Semarang sekitar jam 9 malam
dan tiba di Pare sekitar pukul 5 pagi. Saya sampai di camp 2 hari sebelum kegiatan program di mulai tepatnya 8 April
2013. Hari pertama di Pare hal yang saya
lakukan adalah sewa sepeda untuk jalan-jalan di sekitar Pare dan survey lokasi
Elfast tempat program TOEFL yang saya ambil, kemudian berkeliling dan
melihat-lihat begitu banyak jenis dan tempat kursus-an serta camp yang ditawarkan di Kampung Inggris
ini. Saat mendapatkan teman baru di Pare hal yang kami diskusikan yaitu tentang
program apa saja yang akan diambil selama di Pare. Memang semua program yang
ditawarkan di Pare sangat menarik untuk dipelajari. Dari mulai program speaking, TOEFL, Grammar, writing, IELTS, Pronunciation, vocabulary, listening, reading, translate dan masih banyak lagi tawaran program dari masing-masing
tempat kursusan serta pengembangan dari setiap programnya pun beraneka ragam.
Misalnya untuk kelas speaking
terdapat berbagai macam kelas dan tingkatannya; yaitu foundation speaking, bridge
speaking, active speaking, public speaking dan lain-lain.
Anyway, itu semua
bisa diambil sesuai kebutuhan dan tujuan masing-masing individu serta berapa
lama waktu yang disediakan untuk belajar. Kembali lagi ke tujuan awal belajar
di Pare, prioritas yang paling utama. J
Sehari sebelum
program dimulai tepatnya tanggal 9 April 2013 di camp tempat saya tinggal menyelenggarakan test terlebih dahulu
untuk menentukan level saat kita belajar nanti di camp (camp Zeal : Camp
Zeal terdiri dari camp zeal boy 1 dan
2, camp zeal girl 1 & 2. Suatu tempat
tinggal english area yang memiliki program khusus juga untuk
penghuninya. Terdiri dari 5 program (2 program wajib dan 3 program optional) dan terbagi menjadi 2 level). Test
yang dilakukan hanya sekedar perkenalan dan tanya jawab menggunakan bahasa
inggris untuk mengetahui kemampuan kita dalam berbicara bahasa inggris
tujuannya untuk menentukkan level saat belajar nanti. Ketika tiba giliran saya
dan perkenalan serta tanya jawab, ternyata hasilnya saya masuk ke level 2. Program
yang diikuti untuk level 2 yaitu 2 obligation
program (program wajib yang harus diikuti dan terdapat konsekuensi jika
melanggar) : setelah subuh (jam 4.30 – 5.15) memorize expression program dan setelah magrib (18.15 – 19.00) presentation/discussion program dan 3 program optional (bisa diikuti atau tidak, tidak
ada konsekuensi) : jam 7.00 listening
program, jam 9.00 crazy speaking
dan 16.00 pronunciation. Itu adalah 5
program di camp yang sudah termasuk dalam biaya administrasi saat masuk 350k
untuk 1 bulan.
Di camp pun ditentukan functionaries yang terdiri dari leader,
police language (tugasnya memberikan punishment berupa poin jika ada teman
yang melanggar peraturan berbicara selain bahasa inggris) dan lain-lain. Dan saat
itu kawan-kawan camp memilih saya
untuk memegang tanggung jawab sebagai leader.
Yupss, harus siap! Rutinitas mulai dilakukan jam 4 pagi untuk persiapan sholat
subuh berjamaah yang dilanjut dengan obligation
program, kemudian daily duty dan
persiapan untuk program berikutnya. Untuk yang satu ini saya tidak mengikuti
program optional dari camp (listening and crazy speaking) karena berbenturan dengan program Pre-TOEFL
saya di Elfast dari jam 7 – 10 pagi. Jam 14.00 saya ambil program speaking di tempat kursusan lain yaitu
di Peace sampai jam 15.30 kemudian lanjut optional
program di camp yaitu pronunciation. Untuk tempat belajar optional program camp biasanya dilakukan
di lokasi camp zeal yang lain. Misalnya
untuk program listening bersama-sama
teman zeal girl 1 dan 2 serta boy 1 dan 2 di lokasi camp zeal 1 atau pronunciation
program biasa dilaksanakan di camp
zeal boy 2 (terdapat kelas khusus untuk belajar bersama). Setelah program
selesai diwajibkan sebelum magrib sudah sampai camp karena harus mengikuti program wajib yang diselenggarakan
setelah sholat magrib berjamaah. Program selesai jam 19.30, kemudian free time untuk dinner dan mengerjakan tugas lain yang diberikan dari setiap
program.
Di Pare, untuk
yang pertama kalinya waktu berasa sangat berharga walaupun hanya 1 detik, untuk
yang pertama kalinya melihat teman-teman yang bersungguh-sungguh dalam belajar,
apapun kondisinya, untuk yang pertama kalinya pula ga pernah berasa cape dengan
yang namanya belajar. Subhanallah. Magnet positif yang diberikan saat belajar
di sana sungguh luar biasa. Next time,
insyaAllah saya akan bercerita tentang pengalaman belajar di Pare namun tempat
kursusannya yang berbeda. Jauh lebih menarik. See ya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment