Pageviews

Popular Posts

About

Search Me

Tuesday 20 August 2013
Yes, akhirnya bisa nulis lagi, janji saya yang akan bercerita tentang pengalaman belajar di kampung inggris akan saya share sekarang. Saya yakin hampir setiap orang di Indonesia terutama kalangan pelajar (siswa/mahasiswa) pernah mendengar bahkan tahu atau berpengalaman belajar di Kampung Inggris, Pare – Kediri. Sebelumnya saya pernah tulis sedikit secara umum tentang kampung inggris ini. Namun yang ingin saya tulis di sini terkait pengalaman belajar di sana.
Kegiatan belajar di Pare dimulai setiap tanggal 10 dan 25 disetiap bulannya. Lebih baik mengambil tanggal 10 untuk memulai kegiatan belajarnya karena tanggal 25 bagi saya merupakan tanggal yang ‘tanggung’ hanya untuk 2 minggu ke depan saja. Disarankan untuk survey terlebih dahulu sebelum mengambil program dan menentukan tempat tinggal karena banyak sekali macam program dan camp atau boarding house di Pare. Sebelum saya ke Pare dan menentukkan program apa saja yang akan saya ambil, terlebih dahulu saya tanyakan kepada beberapa teman yang memiliki pengalaman belajar di sana. Setelah saya dapatkan informasi mengenai tempat yang recomended untuk kebutuhan saya maka saya putuskan untuk mengambil program Pre-TOEFL di Elfast dan tinggal di camp Zeal Girl 2 (English area). Program dan camp-nya sudah di booking-kan oleh teman saya yang di Pare sehingga ketika saya ke sana semua sudah terkendali.
Saya berangkat dari Banten menuju Semarang terlebih dahulu untuk silaturahim dengan sahabat saya J. Transportasi yang saya gunakan untuk ke Pare dari Semarang dengan menggunakan travel, salah satu keuntungan menggunakan travel yaitu langsung diantarkan ke tempat tujuan sehingga tidak perlu repot-repot mencari alamat sendiri (terutama untuk pemula bagi saya yang tidak tahu lokasi). Saya hanya memberikan alamat camp kepada driver yang akan menjadi tujuan saya tinggal di Pare.
Berangkat dari Semarang sekitar jam 9 malam dan tiba di Pare sekitar pukul 5 pagi. Saya sampai di camp 2 hari sebelum kegiatan program di mulai tepatnya 8 April 2013.  Hari pertama di Pare hal yang saya lakukan adalah sewa sepeda untuk jalan-jalan di sekitar Pare dan survey lokasi Elfast tempat program TOEFL yang saya ambil, kemudian berkeliling dan melihat-lihat begitu banyak jenis dan tempat kursus-an serta camp yang ditawarkan di Kampung Inggris ini. Saat mendapatkan teman baru di Pare hal yang kami diskusikan yaitu tentang program apa saja yang akan diambil selama di Pare. Memang semua program yang ditawarkan di Pare sangat menarik untuk dipelajari. Dari mulai program speaking, TOEFL, Grammar, writing, IELTS, Pronunciation, vocabulary, listening, reading, translate dan masih banyak lagi tawaran program dari masing-masing tempat kursusan serta pengembangan dari setiap programnya pun beraneka ragam. Misalnya untuk kelas speaking terdapat berbagai macam kelas dan tingkatannya; yaitu foundation speaking, bridge speaking, active speaking, public speaking dan lain-lain.
Anyway, itu semua bisa diambil sesuai kebutuhan dan tujuan masing-masing individu serta berapa lama waktu yang disediakan untuk belajar. Kembali lagi ke tujuan awal belajar di Pare, prioritas yang paling utama. J
            Sehari sebelum program dimulai tepatnya tanggal 9 April 2013 di camp tempat saya tinggal menyelenggarakan test terlebih dahulu untuk menentukan level saat kita belajar nanti di camp (camp Zeal : Camp Zeal terdiri dari camp zeal boy 1 dan 2, camp zeal girl 1 & 2. Suatu tempat tinggal english area yang  memiliki program khusus juga untuk penghuninya. Terdiri dari 5 program (2 program wajib dan 3 program optional) dan terbagi menjadi 2 level). Test yang dilakukan hanya sekedar perkenalan dan tanya jawab menggunakan bahasa inggris untuk mengetahui kemampuan kita dalam berbicara bahasa inggris tujuannya untuk menentukkan level saat belajar nanti. Ketika tiba giliran saya dan perkenalan serta tanya jawab, ternyata hasilnya saya masuk ke level 2. Program yang diikuti untuk level 2 yaitu 2 obligation program (program wajib yang harus diikuti dan terdapat konsekuensi jika melanggar) : setelah subuh (jam 4.30 – 5.15) memorize expression program dan setelah magrib (18.15 – 19.00) presentation/discussion program dan 3 program optional (bisa diikuti atau tidak, tidak ada konsekuensi) : jam 7.00 listening program, jam 9.00 crazy speaking dan 16.00 pronunciation. Itu adalah 5 program di camp yang sudah termasuk dalam biaya administrasi saat masuk 350k untuk 1 bulan.
            Di camp pun ditentukan functionaries yang terdiri dari leader, police language (tugasnya memberikan punishment berupa poin jika ada teman yang melanggar peraturan berbicara selain bahasa inggris) dan lain-lain. Dan saat itu kawan-kawan camp memilih saya untuk memegang tanggung jawab sebagai leader. Yupss, harus siap! Rutinitas mulai dilakukan jam 4 pagi untuk persiapan sholat subuh berjamaah yang dilanjut dengan obligation program, kemudian daily duty dan persiapan untuk program berikutnya. Untuk yang satu ini saya tidak mengikuti program optional dari camp (listening and crazy speaking) karena berbenturan dengan program Pre-TOEFL saya di Elfast dari jam 7 – 10 pagi. Jam 14.00 saya ambil program speaking di tempat kursusan lain yaitu di Peace sampai jam 15.30 kemudian lanjut optional program di camp yaitu pronunciation. Untuk tempat belajar optional program camp biasanya dilakukan di lokasi camp zeal yang lain. Misalnya untuk program listening bersama-sama teman zeal girl 1 dan 2 serta boy 1 dan 2 di lokasi camp zeal 1 atau pronunciation program biasa dilaksanakan di camp zeal boy 2 (terdapat kelas khusus untuk belajar bersama). Setelah program selesai diwajibkan sebelum magrib sudah sampai camp karena harus mengikuti program wajib yang diselenggarakan setelah sholat magrib berjamaah. Program selesai jam 19.30, kemudian free time untuk dinner dan mengerjakan tugas lain yang diberikan dari setiap program.

            Di Pare, untuk yang pertama kalinya waktu berasa sangat berharga walaupun hanya 1 detik, untuk yang pertama kalinya melihat teman-teman yang bersungguh-sungguh dalam belajar, apapun kondisinya, untuk yang pertama kalinya pula ga pernah berasa cape dengan yang namanya belajar. Subhanallah. Magnet positif yang diberikan saat belajar di sana sungguh luar biasa. Next time, insyaAllah saya akan bercerita tentang pengalaman belajar di Pare namun tempat kursusannya yang berbeda. Jauh lebih menarik. See ya.
Powered by Blogger.