Pageviews
Popular Posts
-
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama te...
-
Senja hari menjelang matahari kembali pada peraduannya, saya duduk di sebuah kursi taman. Rindangnya pepohonan membuat sejuk kota dengan...
-
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan da...
-
Produktif, ga mau diem, pecicilan atau apapun itu istilahnya untuk menggambarkan kalau saya ga bisa berdiam diri di kosan, hingga liburan s...
-
Manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, rencana Allah jauh lebih indah. Re...
-
30 Agustus 2015, pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Pandeglang, terdengar nama saya berada terselip diantara sebuah kalimat paling sak...
-
Lanjutan part 1 ... Setalah pilihan ditentukan, kini saatnya bagi saya untuk fokus menggapai impian. Semua akan tercapai jika kita mampu...
-
Entah kenapa tiba-tiba terbesit di masa depan nanti, jika kelak memiliki putra/putri ingin menjadi seorang " Full-Time Mother ...
-
Merangkai serpihan mimpi untuk menjadikan impian yang sempurna. Bukanlah sebuah perjuangan yang sia-sia tak kala setiap puing-puing perju...
-
Sepertinya hampir semua orang tau dimana dan apa itu kampung inggris. Suatu daerah yang menjadi tujuan manusia dengan berbagai profesi dan...
About
Blog Archive
About Me
Search Me
Saturday, 21 June 2014
Udah lama rasanya ga ngeposting tulisan, kali ini lagi pengen nulis santai tanpa bahasa formal. Saking gregetnya pengen nulis, rasanya yang ada dipikiran saat ini pengen segera dituangkan dalam bentuk tulisan.
Tulisan ini berangkat dari beberapa kejadian, sering mendengar bahkan membaca status tentang pemikiran seseorang terkait "permintaan tolong orang lain". Misalnya, "Kalau tiba-tiba ngehubungi pasti ada maunya".
Sekarang gini deh, kita hidup di dunia ini ga sendiri, jelas kan? Lalu, kita hidup pun bermasyarakat. Sejak SD pelajaran moral sudah kita pelajari tentang hidup bergotong royong. Sederhanakan sebenernya?
Tapi permasalahannya, dia ga pernah nongol, tiba-tiba muncul minta tolong? Begitu kan?
~Hey, coba yuk berpikir positif, jangan pernah curiga dulu. Anggap kawan kita, saudara atau teman tersebut memang sedang bergelut dengan segala rutinitasnya seperti kita. Kita pun sama, sibuk, dengan segala yang ingin kita gapai.
Kemudian, saat dalam perjalanan hidupnya, orang tersebut mengalami kesulitan lalu teringat kamu untuk dimintain tolong, menurut saya itu anugerah. Gimana tidak? Dengan kesibukannya dia mengingat kita untuk dimintain tolong, berarti dia menyimpan nama dan mengingat wajah kita dalam benaknya. Itu yang pertama. Yang kedua, harusnya kita bangga saat dimintain tolong, kenapa? Karena saat dia meminta tolong kepada kita, itu artinya, dia menganggap kita mampu dalam bidang yang mungkin dia butuh bantuan kita, apapun itu, boleh jadi kemampuan kita, pengalaman ataupun materi. So, kenapa kita mesti curiga dan malas untuk menolong teman bahkan saudara kita yang butuh pertolongan?
Entahlah ya, bagi saya untuk berpikir positif itu mungkin butuh waktu, tapi saya pribadi ketika telah melakukan kebaikan, salah satunya meringankan beban orang lain, seperti mendapatkan kebahagiaan yang tidak bisa saya interpretasikan. Hanya saya dan Tuhan saya yang tau.
Lalu, jika teman kita setelah dibantu menghilang kembali, kenapa kita mesti repot? Ingat ini >> "Jika kita meringankan beban orang lain, maka Allah akan meringankan beban kita". Atau bisa jadi orang lain yang akan membantu kita disaat kita kesulitan, jadi kebaikan bisa datang melalui tangan siapa saja. Intinya TIMBAL BALIK ITU PASTI ADA, istilah lainnya "siapa yang menanam buah, pasti akan menuainya" percayalah..
Tapi, jika saat dimintain tolong kita tidak mampu untuk menolongnya, itu kan hak kita, ga harus dipaksakan. Kita bisa minta maaf, atau membantunya dengan cara yang lain. Clear kan?
Bukan maksud hati untuk menggurui, tapi saya ingin menularkan kepada teman-teman saya yang baik hatinya untuk berpikir positif tanpa harus curiga terlebih dahulu.
Kenapa demikian? saya selalu teringat film IN TIME dimana saya membayangkan hidup saya hanya 24 jam. Dalam 24 jam saya tidak melakukan suatu kebaikan apapun, lalu apa yang akan saya pertanggungjawabkan kelak? Saya punya ilmu, pengalaman, uang 100 rupiah dan kemampuan lainnya yang mungkin orang lain butuhkan. Tapi saya simpan rapat-rapat untuk apa? Lalu saya kembali kepada-Nya dan mengubur semua yang saya punya tanpa saya bagi? Naudzubillah, tuntun saya Tuhan untuk selalu bisa berbagi terhadap sesama...
Habluminallah, habluminanas...
Wallahua'lam, hanya beropini
Yuk, tabur kebaikan untuk sesama :)
Tulisan ini berangkat dari beberapa kejadian, sering mendengar bahkan membaca status tentang pemikiran seseorang terkait "permintaan tolong orang lain". Misalnya, "Kalau tiba-tiba ngehubungi pasti ada maunya".
Sekarang gini deh, kita hidup di dunia ini ga sendiri, jelas kan? Lalu, kita hidup pun bermasyarakat. Sejak SD pelajaran moral sudah kita pelajari tentang hidup bergotong royong. Sederhanakan sebenernya?
Tapi permasalahannya, dia ga pernah nongol, tiba-tiba muncul minta tolong? Begitu kan?
~Hey, coba yuk berpikir positif, jangan pernah curiga dulu. Anggap kawan kita, saudara atau teman tersebut memang sedang bergelut dengan segala rutinitasnya seperti kita. Kita pun sama, sibuk, dengan segala yang ingin kita gapai.
Kemudian, saat dalam perjalanan hidupnya, orang tersebut mengalami kesulitan lalu teringat kamu untuk dimintain tolong, menurut saya itu anugerah. Gimana tidak? Dengan kesibukannya dia mengingat kita untuk dimintain tolong, berarti dia menyimpan nama dan mengingat wajah kita dalam benaknya. Itu yang pertama. Yang kedua, harusnya kita bangga saat dimintain tolong, kenapa? Karena saat dia meminta tolong kepada kita, itu artinya, dia menganggap kita mampu dalam bidang yang mungkin dia butuh bantuan kita, apapun itu, boleh jadi kemampuan kita, pengalaman ataupun materi. So, kenapa kita mesti curiga dan malas untuk menolong teman bahkan saudara kita yang butuh pertolongan?
Entahlah ya, bagi saya untuk berpikir positif itu mungkin butuh waktu, tapi saya pribadi ketika telah melakukan kebaikan, salah satunya meringankan beban orang lain, seperti mendapatkan kebahagiaan yang tidak bisa saya interpretasikan. Hanya saya dan Tuhan saya yang tau.
Lalu, jika teman kita setelah dibantu menghilang kembali, kenapa kita mesti repot? Ingat ini >> "Jika kita meringankan beban orang lain, maka Allah akan meringankan beban kita". Atau bisa jadi orang lain yang akan membantu kita disaat kita kesulitan, jadi kebaikan bisa datang melalui tangan siapa saja. Intinya TIMBAL BALIK ITU PASTI ADA, istilah lainnya "siapa yang menanam buah, pasti akan menuainya" percayalah..
Tapi, jika saat dimintain tolong kita tidak mampu untuk menolongnya, itu kan hak kita, ga harus dipaksakan. Kita bisa minta maaf, atau membantunya dengan cara yang lain. Clear kan?
Bukan maksud hati untuk menggurui, tapi saya ingin menularkan kepada teman-teman saya yang baik hatinya untuk berpikir positif tanpa harus curiga terlebih dahulu.
Kenapa demikian? saya selalu teringat film IN TIME dimana saya membayangkan hidup saya hanya 24 jam. Dalam 24 jam saya tidak melakukan suatu kebaikan apapun, lalu apa yang akan saya pertanggungjawabkan kelak? Saya punya ilmu, pengalaman, uang 100 rupiah dan kemampuan lainnya yang mungkin orang lain butuhkan. Tapi saya simpan rapat-rapat untuk apa? Lalu saya kembali kepada-Nya dan mengubur semua yang saya punya tanpa saya bagi? Naudzubillah, tuntun saya Tuhan untuk selalu bisa berbagi terhadap sesama...
Habluminallah, habluminanas...
Wallahua'lam, hanya beropini
Yuk, tabur kebaikan untuk sesama :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment