Pageviews
Popular Posts
-
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama te...
-
Senja hari menjelang matahari kembali pada peraduannya, saya duduk di sebuah kursi taman. Rindangnya pepohonan membuat sejuk kota dengan...
-
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan da...
-
Produktif, ga mau diem, pecicilan atau apapun itu istilahnya untuk menggambarkan kalau saya ga bisa berdiam diri di kosan, hingga liburan s...
-
Manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, rencana Allah jauh lebih indah. Re...
-
30 Agustus 2015, pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Pandeglang, terdengar nama saya berada terselip diantara sebuah kalimat paling sak...
-
Lanjutan part 1 ... Setalah pilihan ditentukan, kini saatnya bagi saya untuk fokus menggapai impian. Semua akan tercapai jika kita mampu...
-
Entah kenapa tiba-tiba terbesit di masa depan nanti, jika kelak memiliki putra/putri ingin menjadi seorang " Full-Time Mother ...
-
Merangkai serpihan mimpi untuk menjadikan impian yang sempurna. Bukanlah sebuah perjuangan yang sia-sia tak kala setiap puing-puing perju...
-
Sepertinya hampir semua orang tau dimana dan apa itu kampung inggris. Suatu daerah yang menjadi tujuan manusia dengan berbagai profesi dan...
About
Blog Archive
About Me
Search Me
Monday, 6 January 2014
Manusia merupakan makhluk yang dinamis, setiap detiknya berubah, baik jumlah helai rambut ataupun diameter pori-pori kulitnya. Tak dapat dipungkiri perubahanpun terjadi pada pemikiran dan tingkah laku manusia itu sendiri. Saat bertekad untuk hijrah menjadi pribadi yang ingin memanfaatkan waktu dengan produktivitas positif, yang bertujuan meningkatkan kualitas diri, menambah pengalaman, memperluas jejaring sosial secara nyata dan tentunya pengetahuan baru dari berbagai disiplin ilmu. Maka, sejak saat itu juga diperlukan tindakan nyata untuk merealisasikan niat tersebut. Bismillah, karena Allah.
****
Prolog di atas saya buat sebagai pengantar untuk catatan saya kali ini. Rasanya tidak lengkap jika mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru namun tidak saya tuangkan dalam sebuah tulisan. Seperti tokoh kartun yang terbentur lalu bertebaran bintang-bintang di atas kepalanya. Begitupun dengan rekaman pengalaman kemarin yang masih tersimpan dalam memori ingatan layaknya bintang-bintang bertebaran di atas kepala dan harus segera dituangkan ke dalam mangkuk sereal, maksudnya catatan hehe.
Entah bagaimana mengawalinya, saya sering
memulai hal yang baru dengan cara “tidak sengaja”, saya percaya, hal itu
merupakan cara Allah menunjukkan jalan-Nya. Suatu hari, sedang menonton
televisi sendiri di ruang tv kosan, karena hampir setiap stasiun tv saat ini memberikan
materi tontonan yang tidak patut menjadi tuntunan atau bahkan tidak memberikan
edukasi yang positif, sehingga saya pilih untuk menonton stasiun tv yang menayangkan
news (berita), sebut saja MetroTV. Disamping menambah pengetahuan tentang kabar
terbaru dunia luar, namun juga me-recharge informasi Indonesia terkini, haha
begaya.
Saat itu acara yang sedang ditayangkan
adalah “Tea Time with Desi Anwar”. Tamu yang diundang bukanlah orang yang saya
kenal, namun siapa sangka hanya dengan tayangan 30 menit mampu memberikan
kekaguman saya atas segala prestasi yang diraihnya. Dialah Muhamad Iman Usman
pendiri Komunitas Indonesian Future Leaders (IFL) .
Indonesian Future Leaders (IFL) adalah
sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang pemberdayaan pemuda dan
isu-isu sosial terkait kepemudaan. Sedangkan Parlemen Muda Indonesia adalah
program yang digagas oleh Indonesian Future Leaders yang bertujuan untuk
memfasilitasi suara pemuda dalam proses pembentukan kebijakan serta mendorong
tingkat partisispasi politik dalam negeri.
Setelah melihat tayangan tv tersebut secara
otomatis saya mencari akun resmi IFL di twitter dan informasi lebih lanjut
tentang organisasi kepemudaan ini. Hingga akhirnya mendapatkan info mengenai
akun Parlemen Muda Banten di twitter (@youthbanten). Tidak lama sejak saya tahu
mengenai IFL dan Parlemen Muda, kemudian muncul info terkait programnya
Parlemen Muda Indonesia yaitu Konsultasi Regional di seluruh provinsi di
Indonesia, salah satunya Banten. Tanpa pikir panjang, saya langsung menghubungi
contact personnya dan daftar sebagai delegasi umum untuk kegiatan konsultasi
regional tersebut.
Konsultasi Regional merupakan rangkaian
dari kegiatan Parlemen Muda bertujuan untuk melibatkan anak muda untuk
memberikan konten substansif terhadap sistem parlemen dan kebijakan terkait di
politik dalam negeri. Hasil dari Konsultasi Regional akan disampaikan kepada
pemangku kebijakan di kegiatan Majelis Pemuda dan Konferensi Temu Pemimpin.
Topik yang dibahas dalam Konsultasi
Regional yaitu:
a.
Keberlanjutan
Lingkungan dan Ekologi
b.
Hak
dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi
c.
Pembangunan
dan Keadilan Sosial
d.
Anak
Muda dan Penggunaan Rokok, Miras, dan Zat Adiktif
e.
Pendidikan
dan Pemberdayaan Pemuda
f.
Topik
Pilihan (menyiapkan topik kepemudaan yang kami pikir ugent untuk dibahas)
Ada alasan menarik yang ingin saya sampaikan mengapa saya begitu antusias bergabung dalam kegiatan ini. Pertama, hampir 5 tahun terakhir saya tinggal di luar daerah dimana saya dilahirkan dan dibesarkan. Banyak sekali informasi yang tidak saya ketahui tentang Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Pandeglang. Di luar sana banyak orang bertanya mengenai Banten dan Pandeglang. Entah saya yang krisis pengetahuan mengenai identitas Banten atau Banten yang belum memiliki identitas diri. Berdasarkan pengalaman saya selama di luar Banten, banyak sekali masyarakat yang belum tahu Banten, kalaupun tahu, mereka menyebutnya “oooh, Banten di Jawa Barat ya?”, tugas saya sebagai warga Banten untuk meluruskan ketika mendengar pertanyaan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa Banten adalah provinsi baru yang awalnya menyatu dengan Jawa Barat. Jadi masih banyak yang beranggapan bahwa Banten itu adalah Jawa Barat. Well, apapun itu penting rasanya bagi saya untuk mengetahui lebih banyak mengenai Banten saat berada di luar Banten, karena layaknya duta wisata ketika pergi meninggalkan daerah asal menuju daerah baru, tidak sedikit yang bertanya menganai daerah dimana tempat kita tinggal. Disaat itulah presentasi mengenai daerah tercinta dilakukan.
Alasan lainnya berangkat dari kesadaran
di dalam diri muncul begitu saja, rasa yang begitu besar untuk mengetahui lebih
banyak tentang Banten merupakan awal kepedulian terhadap daerah saya sendiri. Jika
ada yang bertanya mengenai kontribusi yang sudah diberikan terhadap Banten
sebagai pemuda Banten, rasanya pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan paling
“JLEB” sedunia. Pertanyaan tentang ke-jomblo-an bukanlah segalanya tapi tentang
kontribusi diri untuk negeri? Hemmmm, malu sekali diri ini yang belum bisa berbagi.
Kedua hal di atas mewakili alasan saya
mengapa mengikuti Konsultasi Regional Provinsi Banten dan ikut bergabung
bersama pemuda/i Banten yang sama-sama memiliki visi dan empati yang besar
untuk memajukan Banten. Melakukan pengembangan kapasitas diri sebagai pemuda,
karena sangat “lucu” jika sebagai pemuda banyak menuntut perubahan namun apatis
terhadap perubahan.
“Ceritakan,
maka aku akan lupa. Tunjukkan, mungkin aku akan ingat. Libatkan, maka aku pasti mengerti.”
-Parlemen Muda Indonesia-
Beberapa kegiatan sosial saya ikuti
sebagai langkah awal dalam perubahan diri. Saya pikir bahwa perubahan dan
konsistensi adalah 2 hal yang saling berdampingan, bukan berlawanan. Jika
memilih untuk berubah menjadi lebih baik, maka konsistenlah dalam pilihan
kebaikan itu. Tidak ada istilah konsisten dalam keburukan, yang ada hanyalah
belum menemukan jalan kembali untuk menjadi baik. Jika Allah sudah memberikan
Rahmat-Nya, pasti ada jalan dalam setiap pintu kebaikan.
Wallahua’lam.
Siti Aisyah, Pandeglang – 6 Januari 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment