Pageviews
Popular Posts
-
Saya Siti Aisyah yang ketika lahir hingga masuk sekolah dasar dengan nama di Akta Kelahiran hanya 1 kata yaitu “Aisyah”. Nama te...
-
Senja hari menjelang matahari kembali pada peraduannya, saya duduk di sebuah kursi taman. Rindangnya pepohonan membuat sejuk kota dengan...
-
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan da...
-
Produktif, ga mau diem, pecicilan atau apapun itu istilahnya untuk menggambarkan kalau saya ga bisa berdiam diri di kosan, hingga liburan s...
-
Manusia hanya bisa berencana, namun Allah yang menentukan. Sepandai-pandainya manusia membuat rencana, rencana Allah jauh lebih indah. Re...
-
30 Agustus 2015, pukul 09.00 pagi Waktu Indonesia bagian Pandeglang, terdengar nama saya berada terselip diantara sebuah kalimat paling sak...
-
Lanjutan part 1 ... Setalah pilihan ditentukan, kini saatnya bagi saya untuk fokus menggapai impian. Semua akan tercapai jika kita mampu...
-
Entah kenapa tiba-tiba terbesit di masa depan nanti, jika kelak memiliki putra/putri ingin menjadi seorang " Full-Time Mother ...
-
Merangkai serpihan mimpi untuk menjadikan impian yang sempurna. Bukanlah sebuah perjuangan yang sia-sia tak kala setiap puing-puing perju...
-
Sepertinya hampir semua orang tau dimana dan apa itu kampung inggris. Suatu daerah yang menjadi tujuan manusia dengan berbagai profesi dan...
About
Blog Archive
About Me
Search Me
Wednesday, 11 September 2013
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam. Bukan karenaku atau hebatku, melainkan atas ijin Allah. Saat
mengambil keputusan resign dari
tempat kerja dan berencana untuk melanjutkan pendidikan serta berupaya untuk mendapatkan
beasiswa pendidikan ke Negeri Sakura, akhirnya I GOT ONE STEP. Perjuangan yang selama ini dilakukan berbuah
manis. Allah tidak pernah mengingkari janjinya “Sesungguhnya
dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan dan sesungguhnya disamping kesulitan
ada kemudahan (QS. Al-Insyirah:5-6). “Golden
Ticket” yang saya perjuangkan selama ini akhirnya saya peroleh. Ketika score
TOEFL menjadi salah satu kunci membuka gerbang dunia maka saat itu pula saya
berusaha meraihnya. Score TOEFL pertama kali saya dapatkan hanya 400
tanpa persiapan belajar, kemudian saya membeli buku-buku TOEFL dan belajar otodidak
dengan jadwal yang saya buat sendiri (sudah saya ceritakan di episode “Dreams
Come True Part 1”) dan mendapatkan score TOEFL 447. Karena hasil yang
diperoleh masih jauh dari harapan maka saya pergi untuk belajar lebih baik lagi
ke Kampung Inggris, Pare, Kediri – Jawa Timur. Di sana saya mengambil program
khusus untuk TOEFL serta program speaking. 2 bulan saya mempersiapkan
diri untuk belajar dengan baik. Ketika di Pare score TOEFL saya tidak
pernah konsisten, sesekali bisa mendapatkan score yang memuaskan namun
seringkali terjun bebas tanpa payung pengaman. Pernah suatu saat merasa pasrah
(hampir menyerah) dan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Indonesia saja.
Setalah 2 bulan di Pare akhirnya kembali ke Semarang untuk mempersiapkan berkas
dan mendaftarkan diri kuliah di Universitas Diponegoro.
Sesampainya
di Semarang, saya langsung menemui dosen pembimbing saya ketika S1. Sedikit bercerita
dengan beliau tentang pengalaman saya untuk meraih score TOEFL, saat itu saya
bercerita jika setiap melakukan test TOEFL, hati dan pikiran saya selalu cemas dan
deg-degan seakan-akan ditutupi oleh beban, kemudian beliau memberikan nasihat
untuk fokus, tenang dan jalani prosesnya. Setelah beberapa minggu di Semarang
dan konsultasi dengan dosen, saya langsung mendaftarkan diri di Magister
Manajemen Sumberdaya Pantai Undip. Setalah daftar dan mempersiapkan diri untuk
Tes Potensi Akademik serta Wawancara yang dilakukan tanggal 6-7 Juli 2013, sayapun
mencoba untuk test TOEFL di Semarang. Dan ternyata hasil sesuai harapan, yaitu 510. Dan syarat untuk S2 Luar Negeri
adalah 500. Alhamdulillah saya memperoleh score di atas score
minimal. Hal ini memberikan kembali semangat saya menggapai impian kuliah ke
negeri sakura dan memulai untuk mempersiapkan berkas-berkas untuk dikirim ke
Jepang. Selain sertifikat TOEFL persyaratan lainnya yaitu Research Plan untuk
tesis saya nanti dan beberapa berkas pendukung. Saat semua berkas persyaratan sudah
beres dan dikirim ke Jepang tepat hari Jumat 12 Juli 2013. Syukur Alhamdulillah tidak menunggu waktu
lama untuk menantikan hasilnya, tepat 18 Juli 2013 saya mendapatkan Letter of Acceptance dari Chiba University Japan. Dan tanggal 19
Juli 2013 pengumuman hasil test dari UNDIP pun keluar dan Alhamdulillah
dinyatakan LULUS sebagai mahasiswa
baru magister undip. Man jadda wa jada
(siapa yang berusaha/bersungguh-sungguh pasti bisa/berhasil). InsyaAllah tahun
2014 menjadi tahun berseminya sakura. Semoga Allah memberikan Ridho-Nya hingga
garis FINISH nanti. Aamiin. Tetap semangat, tetap berusaha dan berdoa.
Innallaha ma’ana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment